Bahan Untuk Membuat Induktor
Untuk induktor diperlukan kawat
tembaga (kawat email) dan inti induktor (core). Untuk induktor tanpa inti (inti
udara) kawat
tembaga (kawat email) dapat langsung digulung sesuai nilai atau kebutuhan induktor yang ingin dibuat (jumlah lilitan dan diameter lilitan). Bahan untuk membuat induktor tersebut memiliki karakteristik tertentu sebagai berikut.
Kawat Tembaga (Kawat Email)
tembaga (kawat email) dapat langsung digulung sesuai nilai atau kebutuhan induktor yang ingin dibuat (jumlah lilitan dan diameter lilitan). Bahan untuk membuat induktor tersebut memiliki karakteristik tertentu sebagai berikut.
Kawat Tembaga (Kawat Email)
Untuk membuat induktor biasanya
tidak diperlukan kawat tembaga yang sangat panjang. Paling yang diperlukan
hanya puluhan sentimeter saja, sehingga efek resistansi bahan kawat tembaga
dapat diabaikan. Ada banyak kawat tembaga yang bisa digunakan. Untuk pemakaian
yang profesional di pasar dapat dijumpai kawat tembaga dengan standar AWG
(American Wire Gauge). Standar ini tergantung dari diameter kawat, resistansi
dan sebagainya. Misalnya kawat tembaga AWG32 berdiameter kira-kira 0.3mm, AWG22
berdiameter 0.7mm ataupun AWG20 yang berdiameter kira-kira 0.8mm. Biasanya yang
digunakan adalah kawat tembaga tunggal dan memiliki isolasi.
Ferit
Dan Permeability Core
Besi lunak banyak digunakan sebagai
inti (core) dari induktor yang disebut ferit. Ada bermacammacam bahan ferit
yang disebut ferromagnetik. Bahan dasarnya adalah bubuk besi oksida yang
disebut juga iron powder. Ada juga ferit yang dicampur dengan bahan bubuk lain
seperti nickle, manganase, zinc (seng) dan magnesium. Melalui proses yang
dinamakan kalsinasi yaitu dengan pemanasan tinggi dan tekanan tinggi, bubuk
campuran tersebut dibuat menjadi komposisi yang padat. Proses pembuatannya sama
seperti membuat keramik. Oleh sebab itu ferit ini sebenarnya adalah keramik.
Data
Material Ferit Dan Nilai AL
Ferit yang
sering dijumpai ada yang memiliki μ = 1 sampai μ = 15.000. Dapat dipahami
penggunaan ferit dimaksudkan untuk mendapatkan nilai induktansi yang lebih
besar relatif terhadap jumlah lilitan yang lebih sedikit serta dimensi induktor
yang lebih kecil.
Penggunaan ferit juga disesuaikan
dengan frekeunsi kerjanya. Karena beberapa ferit akan optimum jika bekerja pada
selang frekuensi tertentu. Berikut ini adalah beberapa contoh bahan ferit yang
dipasar dikenal dengan kode nomer materialnya. Pabrik pembuat biasanya dapat
memberikan data kode material, dimensi dan permeability yang lebih detail.
Sampai di sini kita sudah dapat
menghitung nilai induktansi suatu induktor. Misalnya induktor dengan jumlah
lilitan 20, berdiameter 1 cm dengan panjang 2 cm serta mengunakan inti ferit
dengan μ = 3000. Dapat diketahui nilai induktansinya adalah :
Selain
ferit yang berbentuk silinder ada juga ferit yang berbentuk toroida. Umumnya
dipasar tersedia berbagai macam jenis dan ukuran toroida. Jika datanya lengkap,
maka kita dapat menghitung nilai induktansi dengan menggunakan rumus-rumus yang
ada. Karena perlu diketahui nilai permeability bahan ferit, diameter lingkar
luar, diameter lingkar dalam serta luas penampang toroida. Tetapi biasanya
pabrikan hanya membuat daftar indeks induktansi (inductance index) AL. Indeks
ini dihitung berdasarkan dimensi dan permeability ferit. Dengan data ini dapat
dihitung jumlah lilitan yang diperlukan untuk mendapatkan nilai induktansi
tertentu. Seperti contoh Rumus untuk menghitung jumlah lilitan yang diperlukan
untuk mendapatkan nilai induktansi yang diinginkan adalah :
Misalnya
digunakan ferit toroida T50-1, maka dari table diketahui nilai AL = 100. Maka
untuk mendapatkan induktor sebesar 4μH diperlukan lilitan sebanyak :
Rumus ini
sebenarnya diperoleh dari rumus dasar perhitungan induktansi dimana induktansi
L berbanding lurus dengan kuadrat jumlah lilitan N2. Indeks AL umumnya sudah
baku dibuat oleh pabrikan sesuai dengan dimensi dan permeability bahan
feritnya.
Permeability
bahan bisa juga diketahui dengan kode warna tertentu. Misalnya abu-abu, hitam,
merah, biru atau kuning. Sebenarnya lapisan ini bukan hanya sekedar warna yang
membedakan permeability, tetapi berfungsi juga sebagai pelapis atau isolator.
Biasanya pabrikan menjelaskan berapa nilai tegangan kerja untuk toroida
tersebut.
Contoh
bahan ferit toroida di atas umumnya memiliki premeability yang kecil. Karena
bahan ferit yang demikian terbuat hanya dari bubuk besi (iron power). Banyak
juga ferit toroid dibuat dengan nilai permeability μ yang besar. Bahan ferit
tipe ini terbuat dari campuran bubuk besi dengan bubuk logam lain. Misalnya
ferit toroida FT50-77 memiliki indeks AL = 1100
Tidak ada komentar:
Posting Komentar